SMP Negeri 39 Kota Bekasi

PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MELALUI IBADAH PUASA

Jumat, 8 Maret 2024

Pendidikan Karakter Siswa Melalui Ibadah Puasa

Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”,
“kharax”, dalam bahasa Inggris “character” dan Indonesia “karakter”,
Yunani “character” (dari charassein) yang berarti membuat tajam,
membuat dalam. Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan
tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Selanjutnya, karakter
menurut Ryan dan Bohlin mengandung tiga unsur pokok yaitu
mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving
the good) dan melakukan kebaikan (doing the good) (Majid dan Dian
Andayani, 2011: 11). Hal yang sama dengan pandangan ini adalah
Thomas Lickona yang menyatakan bahwa pendidikan karakter yang
baik, harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik”
tetapi juga “merasakan dengan baik” atau loving good (moral feeling),
dan “perilaku yang baik”. Jadi pendidikan karakter erat kaitannya
dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan
dan dilakukan.

Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi
pekerti, sehingga karakter bangsa identik dengan akhlak bangsa
atau budi pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa
yang berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak
berkarakter adalah bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau
tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik.
Dasar pembentukan karakter itu adalah nilai baik atau
buruk. Nilai baik disimbolkan dengan nilai Malaikat dan nilai buruk
disimbolkan dengan nilai Setan. Karakter manusia merupakan hasil
tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai
buruk dalam bentuk energi negatif. Energi positif itu berupa nilainilai

etis religius yang bersumber dari keyakinan kepada Tuhan,
sedangkan energi negatif itu berupa nilai-nilai yang amoral yang
bersumber dari (taghu>t ) Setan.
Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai sarana pemurnian,
pensucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati
(hati nurani). Energi positif itu berupa: Pertama, kekuatan spiritual.
Kekuatan spiritrual itu berupa îmân, islâm, ihsân dan taqwa, yang
berfungsi membimbing dan memberikan kekuatan kepada manusia
untuk menggapai keagungan dan kemuliaan (ahsani taqwi>m);
Kedua, kekuatan potensi manusia positif, berupa âqlus salîm (akal
yang sehat), qalbun sali>m (hati yang sehat), qalbun muni>b (hati yang
kembali, bersih, suci dari dosa) dan nafsul mutmainnah (jiwa yang
tenang), yang kesemuanya itu merupakan modal insani atau sumber
daya manusia yang memiliki kekuatan luar biasa. Ketiga, sikap dan
perilaku etis. Sikap dan perilaku etis ini merupakan implementasi dari
kekuatan spiritual dan kekuatan kepribadian manusia yang kemudian
melahirkan konsep-konsep normatif tentang nilai-nilai budaya etis.
Sikap dan perilaku etis itu meliputi: istiq>mah (integritas), ihla>s, jiha>d
dan amal saleh.
Energi positif tersebut dalam perspektif individu akan
melahirkan orang yang berkarakter, yaitu orang yang bertaqwa,
memiliki integritas (nafs al-mutmainnah) dan beramal saleh.
Aktualisasi orang yang berkualitas ini dalam hidup dan bekerja
akan melahirkan akhlak budi pekerti yang luhur karena memiliki
personality (integritas, komitmen dan dedikasi), capacity (kecakapan)
dan competency yang bagus pula (professional).

mungkin inilah paparan singkat tentang ibadah puasa untuk mengubah karater siswa.

Lainnya

Terbit : 1 Mar 2024

Pelaksanaan PTS Online Tahun 2004